CALON PEMIMPIN YANG NGGA TAU DIRI!
Menjelang Pemilu tahun 2009 ini, banyak banget calon pemimpin yang ngga tau diri mencalonkan diri. Gimana ngga? Udah jelas-jelas tahun 2004 kalah konvensi, bahkan ada beberapa yang kalah waktu Pemilu, tapi lima tahun kemudian, di tahun 2009 ini mereka mencalonkan diri kembali sebagai calon presiden Indonesia. DK jadi bertanya-tanya, apa mereka ngga ada kerjaan lain di hari tua mereka selain jadi presiden? Ada mantan presiden yang maruk sampe-sampe kepengen nyalonin diri lagi. Padahal waktu dia memerintah ngga banyak yang dia perbuat buat bangsa ini. Di beberapa acara bincang-bincang dia sering menyatakan kalo-kalo dia telah berhasil menyelenggarakan Pemilu langsung pertama yang berjalan aman, tapi apakah itu cukup? Dia ngga nyadar apa kalo di masa pemerintahannya dulu, harga-harga juga mahal, terorisme merajalela, naekin harga BBM and ngga sekalipun nurunin lagi! Sekarang dengan PDnya dia nyalonin diri lagi. Dia juga menyanjungnyanjung para kaumnya agar memilihnya pada Pemilu tahun ini hanya karena mayoritas penduduk Indonesia memiliki gender yang sama dengan dirinya dan bukan karena prestasi dan kelebihan-kelebihannya di berbagai bidang! Alasan yang tidak logis dan sangat kekanak-kanakan.
DK pikir mereka ngga mencalonkan diri sebagai presiden demi kepentingan bangsa dan Negara Indonesia melainkan demi kepentingan partai dan diri mereka sendiri. Hal ini terbukti di dalam wawancara Barometer Liputan 6 SCTV, Rabu, 28 Januari 2009 lalu. Si pewawancara menanyakan tentang kiat-kiat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, namun dengan sedikit tertawa, sang kandidat menolak untuk memberikan kiat-kiat dengan alas an yang menurut DK bodoh dan egois. Sang kandidat ini mengatakan sesuai pepatah lama, “taku membuka perut sendiri, ntar di contek lagi”. Hah? Perkataan seperti itu keluar dari seorang kandidat presiden yang sekaligus mantan presiden Indonesia? Pernyataan egois seperti itu menandakan kalo dia memang tidak pantas menjadi pemimpin bangsa ini. Seorang pemimpin dan bangsawan harus rela mengorbankan dengan ikhlas tenaga dan pikiran bagi perkembangan bangsanya. Jangan cari-cari alasan, “biarkan kami memimpin dulu, baru kami akan bekerja untuk bangsa”! Itu namanya minta imbalan dulu, baru mau bekerja. Jangan Tanya apa yang bisa bangsamu berikan kepadamu tetapi apa yang bisa kamu berikan kepada bangsamu. Itulah kata-kata yang diucapkan presiden John F. Kennedy yang notabene teman akrab almarhum ayah sang kandidat. Tapi, tampaknya kata-kata itu tidak berlaku bagi sang kandidat!
Ada lagi dua orang jenderal yang satu kalah waktu konvensi dan yang satu lagi kalah waktu Pemilu putaran pertama tahun 2004, tapi sampe sekarang masi nafsu kepengen jadi presiden! Nyebelin and ngga tau diri banget! Masing-masing dari mereka sekarang udah punya partai sendiri, tapi sayangnya mereka ngga nyadar kalo mereka bakalan kalah lagi,hehe… DK kepengen tau apa mereka masi punya muka semisal mereka kalah lagi pada Pemilu tahun ini? Memang sebagai pejuang kita tidak boleh menyerah dan mudah kalah. Tapi, kalo Allah dan rakyat berkehendak mereka harus kalah, maka secara bijak mereka harus mengakui kekalahan dan ngga berkilah dengan bermacam-macam kata-kata, semisal “Kekurangan suara instead of kalah!” Sebenarnya kedua kata dan frasa tersebut memiliki makna yang sama dan saling berkaitan, Cuma orang Indonesianya aja yang merasa kepintaran sehingga membuat kosakata lain. Secara harfiah dan hubungan, karena kurang suara, sehingga mereka jadi kalah. Kan sama aja, Cuma pintar-pintarnya lidah mereka aja berucap!
O, iya ada satu orang purnawirawan Jenderal lagi yang kesengsem kepengen jadi Presiden. Dia juga seorang mantan gubernur gitu. Tapi sayangnya dia dianggap gagal dalam memimpin masyarakatnya dulu. Misal masalah banjir, masalah kemiskinan, masalah urbanisasi, penggusuran, dan masi banyak lagi. DK pikir, untuk menangani masalah-masalah di sebuah provinsi aja ngga becus, apalagi ngurusin sebuah Negara yang terdiri dari 33 provinsi? DK Cuma berpesan tolong pikir-pikir dulu kemampuan Anda-Anda para pembesar bangsa sebelum mencalonkan diri. Kalo ngerasa ngga mampu jangan nyalonin diri. Alasan-alasan konyol dibuat sebagai pembenaran atas tindakan mereka untuk mencalonkan diri. Dari alasan klise, ingin membangun bangsa hingga banyak didukung orang lain, membuat mereka buta akan kemampuan mereka. DK rasa mereka ngga akan pernah bisa mengalahkan calon presiden Indonesia yang satu ini. Bukannya karena kita sama-sama berbintang virgo, tapi memang karena kemampuan dia sebagai seorang pemimpin.
Seorang virgo memang ngga pantes sebagai pemimpin bukan karena dia tidak mampu, tetapi karena sifatnya yang mudah sekali dipengaruhi orang lain. Iya kalo orang-orang disekitarnya baik, tapi kalo korup and bangsat?! Tapi, DK bisa jamin, seorang virgo itu rajin, cerdas, selalu menggunakan logika yang matang, perfeksionis, setia, teliti, jujur, sabar, dan baik hati. Tapi jangan sekali-kali menyakiti hatinya, karena dia sangat perasa dan seorang humanis sejati. Pemimpin seperti ini yang lagi kita butuhin. Bukannya pemimpin yang ngga tau diri tadi. Seorang pemimpin sejati bagi bangsa Indonesia juga harus memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tidak salah mantan menteri ini mendapatkan anugerah sebagai menteri berkemampuan bahasa Indonesia terbaik sebelum naik jabatan sebagai presiden. DK salut saat sang presiden ini meresmikan operasi QuickWins Polri, Jum’at, 30 Januari 2009 lalu di Mabes Polri. Saking cintanya dengan bahasa Indonesia, sang presiden mengusulkan agar dicari persamaan kata program QuickWins di dalam bahasa Indonesia. DK benar-benar salut! DK memang saat sedang mengambil kuliah di jurusan Bahasa Inggris, tapi jangan salah, DK sebisa mungkin selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di luar kalangan bahasa Inggris DK. Hal ini terbukti juga, di tampilan program jendela di komputer DK. 80% udah DK pindah ke dalam bahasa Indonesia. Tapi, yang penting DK ngga sok menggunakan bahasa Indonesia campuran “Janggis” sebutan bagi aksen “Jawa Inggris” di muka umum. Kalo buat blog, friendster dan facebook memang terkadang DK memakai bahasa Inggris dan jarang menggunakan Bahasa Indonesia resmi maupun tidak resmi, karena ketiga akun tersebut memang ditujukan bagi masyarakat internasional dan bukan hanya bagi bangsa Indonesia.
Sekarang banyak loh kandidat yang sok menggunakan bahasa Indonesia resmi dan tidak resmi yang dicampuradukkan dengan aksen “Janggis” (Jawa Inggris) yang ngge banget. Rasanya tiap kali ngedengerin mereka ngomong sok Inggris, telinga DK jadi semriwing gimana gitu,hahaha… Ini bukannya DK menghina mereka, tapi kalo kemampuan Inggrisnya pas-pasan jangan sok pake logat “Janggis” segala lah… Malah bikin malu diri sendiri di hadapan masyarakat luas apalagi di kalangan dunia internasional. Kecuali kalo emang kepepet, waktu kita berpidato ada relasi ataupun tamu-tamu asing sedang mendengarkan, tapi kalo ngga buat apa, ya ngga?
Buat semua calon kandidat presiden Indonesia periode 2009-2014 yang ngerasa ngga mampu and Cuma dijadiin sebagai penggembira dan pelengkap pesta demokrasi aja, buruan deh buat nyadar and segera mengundurkan diri. Cari kerja laen, apa gitu? Bikin yayasan amal buat warga tidak mampu, anak yatim, dan para lansia, kan bisa? Daripada ngehabisin duit buat kampanye yang ngga jelas hasilnya!!!
Buat para calon yang merasa mampu teruskan perjuanganmu!!! Semoga engkau dapat menjadi pemimpin bangsa yang amanah, jujur, cerdas, and tegas! Amin…!
O, iya buat yang misalnya kalah, tolong jangan bertindak seperti yang terjadi di provinsi Jawa Timur, ada salah satu pasangan calon gubernur yang kalah, udah gitu protes lagi. Setelah dilakukan pemilihan and penghitungan ulang, ternyata dia tetep aja ngga mau ngakuin kalo dia udah kalah. Udah gitu pake ngeles dengan berbagai alas an lagi. Alasan klise, kecurangan. Alasan yang malah membuat mereka malu, karena kalah sampe dua kali. Kalo memang pasangan yang kalah itu sportif, harusnya mengakui kekalahan mereka secara jantan. Eh…tunggu dulu, orang yang kalah kan cewe, masa harus mengalah secara jantan…? Ya udah, secara terhormat, kalo memang mau disebut terhormat. Kalo perlu bergabung dengan kandidat pemenang. Jangan gara-gara protes yang dilakukan oleh kandidat yang kalah, rakyat jadi bingung dan semakin melarat gara-gara uang rakyat yang semakin terkuras akibat biaya Pilkada yang membumbung tinggi. Kecuali kalo kandidat yang kalah mau dan bersedia untuk membiayai seluruh pelaksanaan Pilkada. Udahlah, terima aja dengan lapang dada. Kalo Allah berkehendak Anda yang menang pasti Anda yang menang, tapi karena Allah berkehendak Anda kalah, ya berarti itu memang nasib Anda buat jadi ibu rumah tangga aja yang baik, ngurusin rumah dulu yang bener, baru kalo Allah berkehendak nantinya, mungkin Anda bisa jadi gubernur sesuai dengan hasrat Anda, itu juga kalo dikabulkan, hahahahaha……
Okay, udah dulu yah kritikan DK kali ini…. Jangan dikit-dikit marah ato tersinggung gara-gara tulisan DK ini. DK sama sekali ngga mau mendeskriditkan seseorang, untuk itu DK ngga menyebutkan nama di dalam tulisan DK ini. Tapi, kalo ada yang merasa kesinggung, ini adalah sebuah kenyataan yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan introspeksi diri Anda, agar menjadi lebih baik lagi.